Skip to main content

/fam.i.ly/

Nemu di instagram

Karena blog ini hanya saya tulis sendiri dan saya yang baca sendiri, nulis yang agak enggak penting bisa lah ya. Enggak penting buat orang, tapi cukup penting buat saya. Haha.

Saat ini, jikalau di suruh menyebutkan, orang seperti apa sih yang saya inginkan untuk menjadi bapak dari anak-anak saya..

Jawaban saya adalah,

Saya ingin orang yang bertanggung jawab, penyayang, jujur, bersungguh-sungguh, sanggup menepati janji, dan tidak gampang menyerah. Dan mungkin saya akan mempertimbangkan untuk memilih orang yang rasa sayangnya ke saya, lebih besar daripada yang saya punya. Karena akhir-akhir ini saya merasa itu penting.

Satu lagi, pesan tidak langsung dari bapak Gentur Agus Sutarjo adalah, cari pasangan hidup yang setia. Baik susah maupun senang. Karena, hidup kita di dunia ini enggak hanya enaknya saja. Pasti ada naik turunnya suatu saat.  Cari yang bisa bersama-sama bersyukur. Sungguh beruntung menemukan orang yang seperti itu. Insya Allah.

Saya hanya berkaca dari bagaimana kakak lelaki saya memperlakukan istri, dan juga ketiga adik perempuannya ini. Juga bagaimana kakak perempuan saya diperlakukan, dan bergantung pada suaminya. Ya mungkin kurang lebih apa yang saya rasa saya butuhkan nanti, akan sama.

Jodoh sudah dituliskan oleh Allah di Lauhul Mahfudz, jauh sebelum ruh kita dihembuskan ke jasad kita. Saya tidak tahu seperti apa akhlaknya.

Sayangi dulu bapak dan ibu kamu Nan. Hampir 25 tahun kamu hidup. Belum ada hal berarti yang kamu berikan untuk mereka. Walaupun kamu tahu, orangtua tidak akan meminta balasan pada anak-anaknya. Saya pun sekarang mulai membayangkan betapa nikmatnya menjadi orangtua yang memiliki anak-anak berbakti. Pastikan kamu menjadi salah satunya, ya.



Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes AcEPT UGM

1 Oktober 2016. Setelah pada postingan terdahulu saya mengulas pengalaman saat mengikuti Tes PAPs UGM, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya saat mengikuti AcEPT. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak asing lagi dengan tes ini. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut ya.. Silakan baca juga: Pengalaman Tes PAPs UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta AcEPT AcEPT atau Academic English Proficiency Tes t merupakan tes kemampuan bahasa inggris yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) UGM sebagai salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Saat yudisium pun hasil tes ini nanti diperlukan, emm, walaupun mungkin dengan TOEFL juga bisa. Mungkin. Serupa dengan Tes PAPs, saya juga sudah dua kali mengikuti tes ini. Apakah ini hanya suatu kebetulan sodara-sodara?

Pengalaman Tes PAPs UGM

1 Oktober 2016. Rektorat UGM selepas hujan gerimis. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak akan asing lagi dengan tes PAPs dan AcEPT. Kali ini, saya ingin berbagi sedikit pengalaman saat saya mengikuti kedua tes tersebut. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut yaa...  Silakan baca juga: Pengalaman Tes AcEPT UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta Tes PAPs Tes PAPs atau Tes Potensi Akademik Pascasarjana merupakan salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Selain dengan PAPs ini, sepertinya dapat digunakan juga sertifikat Tes Potensi Akademik (TPA) dari BAPPENAS. Tes PAPs yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi UGM ini, nantinya juga dipakai untuk keperluan yudisium. Saya berkesempatan mengikuti tes ini dua kali, yakni pada tahun 2014 dan 2017. Rajin ya. Kekhilafan ya

Pengalaman TOEFL PBT di IONs

Trotoar di samping GSP. Penghujung bulan September, ditutup dengan sebuah tes yang saya daftar pada detik-detik terakhir penutupan registrasi. Sehari sebelum tes, tidak sengaja membaca info tentang promo TOEFL PBT, yang diselenggarakan oleh IONs bekerja sama dengan komunitas mahasiswa masukugm.  Tes tersebut ditawarkan dengan harga Rp100.000,00 (dari harga normal Rp150.000,00) dan sertifikat yang langsung jadi pada hari itu juga. Karena saya sedang membutuhkan sejenis TOEFL PBT dalam waktu singkat, saya pun mendaftar hari itu juga untuk kemudian tes pada esok siangnya. Apalagi dengan harga yang lebih miring dibanding biasanya. Beruntung masih ada slot kosong untuk saya. Jumat itu memang sedikit riweuh. Masih harus tutorial di kampus pada pagi hingga waktu dzuhur, dan beberapa perintilan untuk bertemu dosen. Entah mengapa tiba-tiba menjadi sok sibuk dalam sehari, padahal hari-hari sebelumnya gabut.  Oh lyfe . Btw, mengisi tutorial itu semacam, bolos kuliah pada satu semest