Skip to main content

[Cooking Alert] Resep Kue Lumpur Labu

Saat ini sedang terdampar di perpus kampus, di luar hujan deras dan petir cetar membahana ulala. Enak kali ya kalau saya posting resep bikin kue lumpur. 

Resep ini pertama kali saya eksekusi bersama adek saya, untuk salah satu project di KKN dia.
Sebenernya resep ini kami dapat dari internet (yang saya lupa sumbernya apa). Tapi resep ini sedikit kami modifikasi dengan bahan labu kuning (pumpkin) sebagai pengganti kentang. Menurut saya, rasanya lebih enak dan lembut di mulut dibanding dengan kue yang biasa saya beli. 

Kue Lumpur Labu Kuning

Bahan:
Labu Kuning yang sudah dikukus 500 g
Santan 500 cc, masak hingga mendidih
Telur ayam 4-5 butir
Gula Pasir 250 gr
Tepung terigu 500 gr
Margarin 150 gr
Vanili secukupnya

Cara:
  1. Kocok telur dengan gula pasir dengan bantuan mixer hingga halus dan mengembang, sisihkan.
  2. Hancurkan labu yang telah dikukus dengan bantuan garpu atau ulekan. Tuangi santan, lalu kocok dengan mixer hingga merata.
  3. Campurkan adonan telur dan gula dengan adonan labu dan santan sampai merata.
  4. Masukkan tepung terigu ke dalam adonan sedikit demi sedikit sambil terus di kocok.
  5. Tuangkan margarin yang telah dicairkan dan vanili, campurkan hingga merata.
  6. Siapkan cetakan kue lumpur di atas kompor dengan api yang paling kecil, panasi sebentar lalu olesi dengan sedikit margarin,
  7. Tuangkan adonan secukupnya, lalu tutup dan  masak hingga adonan tanak.
Untuk foto-fotonya, nanti saya susulkan lain kali, agak riweuh cari dari HP.



Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes AcEPT UGM

1 Oktober 2016. Setelah pada postingan terdahulu saya mengulas pengalaman saat mengikuti Tes PAPs UGM, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya saat mengikuti AcEPT. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak asing lagi dengan tes ini. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut ya.. Silakan baca juga: Pengalaman Tes PAPs UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta AcEPT AcEPT atau Academic English Proficiency Tes t merupakan tes kemampuan bahasa inggris yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) UGM sebagai salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Saat yudisium pun hasil tes ini nanti diperlukan, emm, walaupun mungkin dengan TOEFL juga bisa. Mungkin. Serupa dengan Tes PAPs, saya juga sudah dua kali mengikuti tes ini. Apakah ini hanya suatu kebetulan sodara-sodara?

Pengalaman Tes PAPs UGM

1 Oktober 2016. Rektorat UGM selepas hujan gerimis. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak akan asing lagi dengan tes PAPs dan AcEPT. Kali ini, saya ingin berbagi sedikit pengalaman saat saya mengikuti kedua tes tersebut. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut yaa...  Silakan baca juga: Pengalaman Tes AcEPT UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta Tes PAPs Tes PAPs atau Tes Potensi Akademik Pascasarjana merupakan salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Selain dengan PAPs ini, sepertinya dapat digunakan juga sertifikat Tes Potensi Akademik (TPA) dari BAPPENAS. Tes PAPs yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi UGM ini, nantinya juga dipakai untuk keperluan yudisium. Saya berkesempatan mengikuti tes ini dua kali, yakni pada tahun 2014 dan 2017. Rajin ya. Kekhilafan ya

Pengalaman TOEFL PBT di IONs

Trotoar di samping GSP. Penghujung bulan September, ditutup dengan sebuah tes yang saya daftar pada detik-detik terakhir penutupan registrasi. Sehari sebelum tes, tidak sengaja membaca info tentang promo TOEFL PBT, yang diselenggarakan oleh IONs bekerja sama dengan komunitas mahasiswa masukugm.  Tes tersebut ditawarkan dengan harga Rp100.000,00 (dari harga normal Rp150.000,00) dan sertifikat yang langsung jadi pada hari itu juga. Karena saya sedang membutuhkan sejenis TOEFL PBT dalam waktu singkat, saya pun mendaftar hari itu juga untuk kemudian tes pada esok siangnya. Apalagi dengan harga yang lebih miring dibanding biasanya. Beruntung masih ada slot kosong untuk saya. Jumat itu memang sedikit riweuh. Masih harus tutorial di kampus pada pagi hingga waktu dzuhur, dan beberapa perintilan untuk bertemu dosen. Entah mengapa tiba-tiba menjadi sok sibuk dalam sehari, padahal hari-hari sebelumnya gabut.  Oh lyfe . Btw, mengisi tutorial itu semacam, bolos kuliah pada satu semest