---
Menjalanani kehidupan sebagai mahasiswa yang berkuliah di luar negeri, atau international student, memang tidak mudah. Katanya. Saya sih belum pernah, wkwk. Jangankan di luar negeri, luar Jogja pun belum pernah. I realized that they are either struglling academically, financially, or emotionally. Atau mungkin malah ketiganya secara bersamaan. Duh maap kalo sok tau.
Sadly, this week I heard a bad news from my dearest friend in Hokkaido. Honestly, I can''t say whether it is good or bad for her. Seperti yang sering saya baca dari pesan bijak yang bersliweran di lini masa. Ahelah, apasih. Jadi, akan selalu ada hikmah dan kebaikan yang bisa dipetik dari berbagai hal. Bisa jadi yang menurut manusia buruk, adalah baik di hadapan Allah, begitupun sebaliknya. Sepintas klise, tapi bener kok.
Keputusan final mengatakan bahwa beasiswa yang dia terima akhirnya akan diputus, terkait kehamilannya. Saya sendiri tidak tahu pasti tentang detail aturan tersebut, dan saya tidak berniat untuk kepo lebih lanjut. Pihak pemberi beasiswa akhirnya tidak meneruskan program, karena universitas pun tidak dapat mengeluarkan izin. Funny thing is, dia yang diputus beasiswanya, saya yg nangis pas di chat. Lebay-lebay nyebai minta dikeplak.
Seperti yang senseinya juga bilang. Dia masih muda. Masih bisa sekolah lagi ntar-ntar. Sekarang baiknya fokus ke kehamilan. Ya iya sih, tapi kan tapi kan. Hmmm.
Akhirnya yang kami berdua lakukan adalah menyebutkan banyak hal baik yang bisa terjadi akibat keputusan itu. Mungkin saja, nanti disaat dia melanjutkan S3 lagi, dia akan lebih matang dan siap baik dari segi mental maupun keilmuwan. Setelah ini dia bisa kembali ke Indonesia. Akan lebih banyak keluarga dan teman di sini selama masa hamil, lahir dan merawat baby. Akhirnya bisa dengan gampang mendapat makanan apapun yang dia inginkan selama 6 bulan sebelumnya, wkwk. Bisa datang di wisuda saya. Bisa datang di nikahan dua sahabatnya juga. Bisa lanjut mengajar lagi. Banyak lagi yang lebih bisa disyukuri. Yha walaupun nanti harus memulai pencarian beasiswa dari awal lagi, mencicip satu semester di sana, sudah barang tentu pengalaman berharga juga. Nggak semua orang bisa dapat kesempatan begitu. Menuntut ilmu itu wajib. Tapi sekarang buah hati jauh lebih berharga. Ea ea ea.
Perjalanan hidupnya memang spesial.
What I am thinking now is, I should save extra money from now, so I can buy a big bouquet full of roses for this October graduation. Iya, buat saya sendiri. Wkwk. Ko cedih cyi.
Comments
Post a Comment