Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Akhir Tahun Lagi

Iya, kameranya jamuran. Yang penting langitnya cerah, kayak masa depan kita. Muhasabah akhir tahun. Tentang seberapa banyak yang sudah didapatkan, dan seberapa jauh yang sudah ditempuh. Seberapa banyak yang sudah dibahagiakan, atau seberapa banyak juga yang sudah dikecewakan. Banyak, hal yang disesali. Walau yang harus disyukuri jauh berlipat jumlahnya dari pada itu. Juga, sudah berapa banyak yang sudah dipersiapkan, disaat ribuan kesalahan sedang dan selalu dimohonkan ampunan. Ada kalanya Allah belum mengabulkan doa-doa, bahkan menggagalkan kita atas suatu upaya. Jangan sedih dan berputus asa. Barangkali itulah wujud perlindungan Allah, dari sesuatu yang tidak baik bagi kita di suatu hari nanti. Atau mungkin, Allah memang ingin kita belajar dari kegagalan tersebut. Jangan terlampau menyesali sesuatu. Mengingatkan, bila segala sesuatu yang dikerjakan diniatkan semata-mata karena Allah. Maka apapun hasilnya, akan terasa ringan oleh kita. Sehebat atau setidakberdayan

Pintu

Allah berfirman, "Katakanlah: Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Az Zumar: 53) Jika satu pintu rejeki tertutup, harus tetep yakin bila masih banyak pintu lain yang Allah buka buat kamu. Gitu. Nah, pas kan sama foto pintu di Lawang Sewu tadi. 

Fieldtrip to Kurushima-Kaikyo Bridge and Kawara Museum (Part I)

  Walaupun seselo dan sepengangguran apapun, saya harus menghasilkan sesuatu setiap hari! Misalnya tulisan nostalgia macam begini. Setelah kemarin saya menceritakan fieldtrip perdana dari Kampus Ehime ke kawasan Imabari  (baca juga: Fieldtrip to Imabari ) . Kali ini saya akan bercerita tentang fieldtrip kedua yang lokasinya masih berada di sekitaran Prefektur Ehime. Tujuannya ada dua, yaitu Kurushima-Kaikyo Bridge dan Museum Kawara. 15 Oktober 2014 Part I: Kurushima-Kaikyo Bridge Bis yang kami naiki pada fieldtrip kali ini berukuran lebih kecil bila dibandingkan dengan fieldtrip terdahulu. Karena pesertanya hanya kami, seorang sensei, Shigematsu-san ( staff di lab saya), serta satu mahasiswa doktoral. Shigematsu-san yang super duper baik dan lucu. Sensei yang saya lupa namanya. Pertama, kami tiba di kantor si company /kontraktor yang bertugas sebagai operator jembatan. Di sana, kami memperoleh sedikit penjelasan tentang si jembatan yang nanti akan kami
It is 3563 miles away, but we pray million times more, and it will be okay. (2014, halaman belakang Museum Kawara)

Ikigai

24 Oktober 2017, UGM Yogyakarta. So, verily, with every difficulty, there is relief. (Qur'an 94:5) Saat ini saya sedang penasaran dengan apa sesungguhnya ikigai, dan bagaimana orang-orang jepang menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan mereka. Ingin tahu, tapi malas untuk membaca, hahaha. 

(Fall in) Love is in the air

Cuma bawain doang. Bertugas sebagai pembawa wadah cincin, for Anti and Dery. Si tante, kalah start sama keponakan. It was very easy , untuk mengetahui tanda-tanda mbak-mbak yang sedang kasmaran. Bukan saya, bukan saya. --- Btw,  what a sweet story of those two loving birds , Anty and Dery. Dery adalah keponakan saya, iya keponakan, yang usianya lebih tua setahun dari saya. Di suatu sore, dia meminta saya untuk ikut serta pada acara lamarannya. Singkat cerita, dia bercerita bagaimana rasanya saat dia memberanikan diri untuk 'meminta ijin' pada bapak Anti. Hal yang sangat spontan. Bahkan Anti pun tidak tahu kalau Dery akan mengutarakannya malam itu. All he said was , betapa gemetaran dirinya saat itu bahkan untuk bersuara. Keringat dingin juga ampe lebay. Bahkan makanan dan minuman yang ada di depan mata saat itu, tidak disentuh sama sekali. Wkwkwk. Hasilnya, two weeks later they were engaging . What a proud tante . Hahaha.  Soon later , saya juga jadi tahu cerita

Pengalaman TOEFL PBT di IONs

Trotoar di samping GSP. Penghujung bulan September, ditutup dengan sebuah tes yang saya daftar pada detik-detik terakhir penutupan registrasi. Sehari sebelum tes, tidak sengaja membaca info tentang promo TOEFL PBT, yang diselenggarakan oleh IONs bekerja sama dengan komunitas mahasiswa masukugm.  Tes tersebut ditawarkan dengan harga Rp100.000,00 (dari harga normal Rp150.000,00) dan sertifikat yang langsung jadi pada hari itu juga. Karena saya sedang membutuhkan sejenis TOEFL PBT dalam waktu singkat, saya pun mendaftar hari itu juga untuk kemudian tes pada esok siangnya. Apalagi dengan harga yang lebih miring dibanding biasanya. Beruntung masih ada slot kosong untuk saya. Jumat itu memang sedikit riweuh. Masih harus tutorial di kampus pada pagi hingga waktu dzuhur, dan beberapa perintilan untuk bertemu dosen. Entah mengapa tiba-tiba menjadi sok sibuk dalam sehari, padahal hari-hari sebelumnya gabut.  Oh lyfe . Btw, mengisi tutorial itu semacam, bolos kuliah pada satu semest

Pengalaman Mencoba ProTEFL UNY

Again, gloomy sky. 16 Maret 2017. SKE Jogja bersama Dini Dince. Menggendong ransel dengan isi komplit.  Keterpepetan akhirnya membuat saya tahu jika tenyata Universitas negeri Yogyakarta (UNY) juga menyelenggarakan TOEFL ITP. Pada pertengahan September kemarin, yang saya ikuti bukanlah TOEFL ITP, melainkan tes ProTEFL. Tes ini merupakan tes kemampuan bahasa inggris yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Bahasa (P2B) LPPMP UNY. ProTEFL atau Proficiency Test of English as a Foreign Language ini menggunakan standar penilaian dan kualifikasi yang setara dengan TOEFL, yang meliputi tes  Listening , Grammar dan Reading . Kalau boleh saya bilang sih, mungkin ini sejenis TOEFL prediction kali ya. Tes ini dilaksanakan setiap Hari Senin, Rabu dan Jumat. Jadwal dan juga biaya pendaftaran untuk tes ini secara lengkap bisa anda lihat di sini atau di sini . Secara singkat alurnya adalah: Mengisi formulir pendaftaran dan mendaftar di kantor P2B. Melaksanakan tes Pr

Pengalaman Tes AcEPT UGM

1 Oktober 2016. Setelah pada postingan terdahulu saya mengulas pengalaman saat mengikuti Tes PAPs UGM, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya saat mengikuti AcEPT. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak asing lagi dengan tes ini. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut ya.. Silakan baca juga: Pengalaman Tes PAPs UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta AcEPT AcEPT atau Academic English Proficiency Tes t merupakan tes kemampuan bahasa inggris yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) UGM sebagai salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Saat yudisium pun hasil tes ini nanti diperlukan, emm, walaupun mungkin dengan TOEFL juga bisa. Mungkin. Serupa dengan Tes PAPs, saya juga sudah dua kali mengikuti tes ini. Apakah ini hanya suatu kebetulan sodara-sodara?