Skip to main content

Maneuver: A Wish List

Bersepeda. Menyusuri track jogging sejuta umat, umat di sekitar Bandara Adisutjipto.

Everyone is working on their own wishlist(s).

Saya membuat list baru di tengah tahun ini. Pada list tahun lalu, hanya beberapa saja yang terwujud. Beberapa tertunda hingga terkabul tahun ini, dan sisanya masih setia menunggu. Bahkan ada juga beberapa rencana, yang saya 'banting setirkan'. Utamanya adalah  hal yang akan saya lakukan selepas lulus S2. 

Sejak awal tahun, saya berusaha membuang jauh keinginan untuk 'belajar' lagi. Suka tidak suka, rekam akademik studi master saya adalah salah satu alasannya. Aw, kalo kata kids jaman now, terpelatuque. Iya, karena alasan yang itu juga kok. Sebenarnya, saya yakin kemampuan saya tidak seburuk dengan apa yang saya nilai saat ini. Bila berbicara tentang prioritas, saat ini posisi tersebut sudah saya kesampingkan, karena sepertinya belum dibutuhkan. Print wish list tahun lalu, masih tersimpan di dalam tas ransel kuliah saya. Catatan yang begitu ambisius, namun hasilnya bahkan belum terlihat hilalnya. Krai.

Fakta baru saat ini adalah, lolos administrasi dalam melamar pekerjaan, tidak semudah yang terjadi tiga tahun lalu. Fakta lainnya, saya bahkan tidak memenuhi kriteria awal, sedih tapi yowes. Que sera sera. Semoga jatah gagal saya segera habis. Semoga lagi, academic project yang akan saya kerjakan dengan pembimbing beberapa bulan ke depan, lantjar djaya Ya Allah.

Dini hari tadi, saya menonton film berjudul Gifted. Sedih-sedih ganteng gitu. Sedih karena menceritakan tentang anak dalam keluarga, tapi disitu Chris Evan terlihat sangat tamvan dan rupawan. Ya gimana ya. Lucunya lagi, disitu dibahas juga tentang rumus Navier-Stokes, yang tentu familiar di baca oleh anak hidro macam saya.

Saya sedang mengingat ada apa dengan tanggal 5 Agustus. Tanggal tersebut terngiang di kepala, tapi saya lupa ada apa. 

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes AcEPT UGM

1 Oktober 2016. Setelah pada postingan terdahulu saya mengulas pengalaman saat mengikuti Tes PAPs UGM, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya saat mengikuti AcEPT. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak asing lagi dengan tes ini. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut ya.. Silakan baca juga: Pengalaman Tes PAPs UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta AcEPT AcEPT atau Academic English Proficiency Tes t merupakan tes kemampuan bahasa inggris yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) UGM sebagai salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Saat yudisium pun hasil tes ini nanti diperlukan, emm, walaupun mungkin dengan TOEFL juga bisa. Mungkin. Serupa dengan Tes PAPs, saya juga sudah dua kali mengikuti tes ini. Apakah ini hanya suatu kebetulan sodara-sodara?

Pengalaman Tes PAPs UGM

1 Oktober 2016. Rektorat UGM selepas hujan gerimis. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak akan asing lagi dengan tes PAPs dan AcEPT. Kali ini, saya ingin berbagi sedikit pengalaman saat saya mengikuti kedua tes tersebut. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut yaa...  Silakan baca juga: Pengalaman Tes AcEPT UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta Tes PAPs Tes PAPs atau Tes Potensi Akademik Pascasarjana merupakan salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Selain dengan PAPs ini, sepertinya dapat digunakan juga sertifikat Tes Potensi Akademik (TPA) dari BAPPENAS. Tes PAPs yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi UGM ini, nantinya juga dipakai untuk keperluan yudisium. Saya berkesempatan mengikuti tes ini dua kali, yakni pada tahun 2014 dan 2017. Rajin ya. Kekhilafan ya

Pengalaman TOEFL PBT di IONs

Trotoar di samping GSP. Penghujung bulan September, ditutup dengan sebuah tes yang saya daftar pada detik-detik terakhir penutupan registrasi. Sehari sebelum tes, tidak sengaja membaca info tentang promo TOEFL PBT, yang diselenggarakan oleh IONs bekerja sama dengan komunitas mahasiswa masukugm.  Tes tersebut ditawarkan dengan harga Rp100.000,00 (dari harga normal Rp150.000,00) dan sertifikat yang langsung jadi pada hari itu juga. Karena saya sedang membutuhkan sejenis TOEFL PBT dalam waktu singkat, saya pun mendaftar hari itu juga untuk kemudian tes pada esok siangnya. Apalagi dengan harga yang lebih miring dibanding biasanya. Beruntung masih ada slot kosong untuk saya. Jumat itu memang sedikit riweuh. Masih harus tutorial di kampus pada pagi hingga waktu dzuhur, dan beberapa perintilan untuk bertemu dosen. Entah mengapa tiba-tiba menjadi sok sibuk dalam sehari, padahal hari-hari sebelumnya gabut.  Oh lyfe . Btw, mengisi tutorial itu semacam, bolos kuliah pada satu semest