Selalu ada pelajaran yang bisa diambil di hari Jumat. Yha, nggak harus di hari Jumat aja sih. Setiap waktu pun bisa, kalo kita mau sedikit berpikir dan mengingat.
***
Source |
Sesampainya di rumah pun, dia masih berkonsultasi tentang penampakan jilbab yang dia pakai dan ini itu. Terlepas dari itu, saya sangat senang dan terharu dengan sahabat saya yang satu ini. Melihat dia pun juga bahagia dan bersemangat untuk mencoba-coba memakai jilbab. Wajib bagi saya, yang belum sempurna dalam menjalani islam yang alhamdulillah sudah saya dapat sejak lahir ini, untuk berbagi segala ilmu tentang islam kepada dia yang baru mengenalnya. Dimulai dari hal yang familiar, berjilbab. Seharusnya saya pun ikut bersemangat, untuk belajar kembali tentang agama saya. Bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, membuat hidup saya juga semakin baik dari hari ke hari. Dimulai dengan hal-hal yang mudah dan sederhana, yakni melaksanakan kewajiban dengan baik, dan menjauhi hal-hal yang dilarang. Walaupun pada pelaksanaannya, godaannya tidak semudah itu.
Kedua, tadi sore saya membaca share tulisan seorang teman di fb. Tulisan tersebut menceritakan tentang kecintaan Rasulullah SAW kepada umatnya. Entah karena tersentuh atau sore tadi memang dingin, saya terharu hingga merinding. Padahal saya pun sudah berkali-kali membaca artikel serupa, namun merindingnya masih sama. Di dalam artikel tersebut, diceritakan tentang Rasulullah yang saat menjalani sakaratul mautnya, masih juga khawatir tentang umat yang akan ditinggalkannya. Bayangkan beliau, seorang utusan yang paling mulia di bumi Allah, masih memikirkan nasib kita umat yang masih penuh dengan dosa yang bahkan belum dikenal oleh beliau. Padahal siapa sih kita ini. Hanya bagian yang setitik kecil sekali dari milyaran kehidupan di dunia. Beliau meminta untuk dapat menanggung sakitnya sakaratul maut seluruh umatnya, hanya agar kita tidak ikut mengalami kesakitan yang konon luar biasa itu. Jadi bayangkan, rasa sakit yang dialami saat sakaratul maut oleh seluruh umat di dunia ini, ternyata hanya sebagian kecil saja.
Itu hanya sebagian saja dari bukti kecintaan beliau terhadap umatnya. Selain cinta dari kedua orangtua, cerita tersebut mengingatkan kembali bahwa cinta, keikhlasan, dan pengorbanan yang saya tahu ternyata belum ada apa-apanya. Dalam artikel tersebut juga ditulis (saya lupa entah ayat atau hadist), bahwa pintu surga tidak akan ditutup kecuali semua umat Nabi Muhammad sudah masuk di dalamnya. Lalu, apa kamu nggak mau untuk berada di dalamnya untuk bisa bersama dengan beliau?
Itu hanya sebagian saja dari bukti kecintaan beliau terhadap umatnya. Selain cinta dari kedua orangtua, cerita tersebut mengingatkan kembali bahwa cinta, keikhlasan, dan pengorbanan yang saya tahu ternyata belum ada apa-apanya. Dalam artikel tersebut juga ditulis (saya lupa entah ayat atau hadist), bahwa pintu surga tidak akan ditutup kecuali semua umat Nabi Muhammad sudah masuk di dalamnya. Lalu, apa kamu nggak mau untuk berada di dalamnya untuk bisa bersama dengan beliau?
Ketiga, adalah kabar dari seorang teman yang juga teman kampus. Ibu dari teman saya itu hari ini divonis menderita sakit yang cukup ganas. Hal itu membuat dia sangat sedih, saya juga ikut sedih. Perasaan seorang anak yang mana yang tidak hancur. Saya berdoa, semoga hati teman saya tersebut bisa dibesarkan dan dikuatkan dalam menjalani ujian Allah yang satu ini. Semoga sang ibu dapat diberi kesembuhan, dan hasil observasi selama seminggu ke depan menunjukkan cara untuk sembuh yang cukup dengan obat saja, tanpa kemo. Hal ini juga ikut mengingatkan saya untuk bersyukur dengan keadaan saya saat ini, kesehatan yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga saya. Saya sadar betul saya masih suka ngeyel dengan bapak dan ibuk, bahkan pada hal-hal sepele. Saya berdoa semoga kedua orang tua saya, kita, senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah.
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ , bahkan diulang hingga 31 kali di dalam Al Qur'an. Masih lupa untuk bersyukur hari ini?
Comments
Post a Comment