Skip to main content

A Glimpse of Friday

Selalu ada pelajaran yang bisa diambil di hari Jumat. Yha, nggak harus di hari Jumat aja sih. Setiap waktu pun bisa, kalo kita mau sedikit berpikir dan mengingat. 

***
Source
Pertama, hari ini saya bertemu dengan seorang sahabat. Sahabat saya ini adalah seorang mualaf, yang beberapa bulan yang lalu juga telah menggenapkan separuh agamanya, meniqah, wkwkwk. Singkat cerita, setelah menemani dia membeli hotpants dan baju pantai cekcih untuk honeymoon, dia minta ditemani untuk memilih jilbab yang 'kalo dipakai biar kayak anak muda'. Dua rangkaian kegiatan yang agak berseberangan sebenarnya. Hahahaha. Agak salah juga sih dia minta pendapat ke saya, sedangkan saya sendiri masih suka dengan jilbab yang begini-gini aja.

Sesampainya di rumah pun, dia masih berkonsultasi tentang penampakan jilbab yang dia pakai dan ini itu. Terlepas dari itu, saya sangat senang dan terharu dengan sahabat saya yang satu ini. Melihat dia pun juga bahagia dan bersemangat untuk mencoba-coba memakai jilbab. Wajib bagi saya, yang belum sempurna dalam menjalani islam yang alhamdulillah sudah saya dapat sejak lahir ini, untuk berbagi segala ilmu tentang islam kepada dia yang baru mengenalnya. Dimulai dari hal yang familiar, berjilbab. Seharusnya saya pun ikut bersemangat, untuk belajar kembali tentang agama saya. Bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, membuat hidup saya juga semakin baik dari hari ke hari. Dimulai dengan hal-hal yang mudah dan sederhana, yakni melaksanakan kewajiban dengan baik, dan menjauhi hal-hal yang dilarang. Walaupun pada pelaksanaannya, godaannya tidak semudah itu.

Kedua, tadi sore saya membaca share tulisan seorang teman di fb. Tulisan tersebut menceritakan tentang kecintaan Rasulullah SAW kepada umatnya. Entah karena tersentuh atau sore tadi memang dingin, saya terharu hingga merinding. Padahal saya pun sudah berkali-kali membaca artikel serupa, namun merindingnya masih sama. Di dalam artikel tersebut, diceritakan tentang Rasulullah yang saat menjalani sakaratul mautnya, masih juga khawatir tentang umat yang akan ditinggalkannya. Bayangkan beliau, seorang utusan yang paling mulia di bumi Allah, masih memikirkan nasib kita umat yang masih penuh dengan dosa yang bahkan belum dikenal oleh beliau. Padahal siapa sih kita ini. Hanya bagian yang setitik kecil sekali dari milyaran kehidupan di dunia. Beliau meminta untuk dapat menanggung sakitnya sakaratul maut seluruh umatnya, hanya agar kita tidak ikut mengalami kesakitan yang konon luar biasa itu. Jadi bayangkan, rasa sakit yang dialami saat sakaratul maut oleh seluruh umat di dunia ini, ternyata hanya sebagian kecil saja.

Itu hanya sebagian saja dari bukti kecintaan beliau terhadap umatnya. Selain cinta dari kedua orangtua, cerita tersebut mengingatkan kembali bahwa cinta, keikhlasan, dan pengorbanan yang saya tahu ternyata belum ada apa-apanya. Dalam artikel tersebut juga ditulis (saya lupa entah ayat atau hadist), bahwa pintu surga tidak akan ditutup kecuali semua umat Nabi Muhammad  sudah masuk di dalamnya. Lalu, apa kamu nggak mau untuk berada di dalamnya untuk bisa bersama dengan beliau?

Ketiga, adalah kabar dari seorang teman yang juga teman kampus. Ibu dari teman saya itu hari ini divonis menderita sakit yang cukup ganas. Hal itu membuat dia sangat sedih, saya juga ikut sedih. Perasaan seorang anak yang mana yang tidak hancur. Saya berdoa, semoga hati teman saya tersebut bisa dibesarkan dan dikuatkan dalam menjalani ujian Allah yang satu ini. Semoga sang ibu dapat diberi kesembuhan, dan hasil observasi selama seminggu ke depan menunjukkan cara untuk sembuh yang cukup dengan obat saja, tanpa kemo. Hal ini juga ikut mengingatkan saya untuk bersyukur dengan keadaan saya saat ini, kesehatan yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga saya. Saya sadar betul saya masih suka ngeyel dengan bapak dan ibuk, bahkan pada hal-hal sepele. Saya berdoa semoga kedua orang tua saya, kita, senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah.

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ , bahkan diulang hingga 31 kali di dalam Al Qur'an. Masih lupa untuk bersyukur hari ini?

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes AcEPT UGM

1 Oktober 2016. Setelah pada postingan terdahulu saya mengulas pengalaman saat mengikuti Tes PAPs UGM, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya saat mengikuti AcEPT. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak asing lagi dengan tes ini. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut ya.. Silakan baca juga: Pengalaman Tes PAPs UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta AcEPT AcEPT atau Academic English Proficiency Tes t merupakan tes kemampuan bahasa inggris yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) UGM sebagai salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Saat yudisium pun hasil tes ini nanti diperlukan, emm, walaupun mungkin dengan TOEFL juga bisa. Mungkin. Serupa dengan Tes PAPs, saya juga sudah dua kali mengikuti tes ini. Apakah ini hanya suatu kebetulan sodara-sodara?

Pengalaman Tes PAPs UGM

1 Oktober 2016. Rektorat UGM selepas hujan gerimis. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak akan asing lagi dengan tes PAPs dan AcEPT. Kali ini, saya ingin berbagi sedikit pengalaman saat saya mengikuti kedua tes tersebut. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut yaa...  Silakan baca juga: Pengalaman Tes AcEPT UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta Tes PAPs Tes PAPs atau Tes Potensi Akademik Pascasarjana merupakan salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Selain dengan PAPs ini, sepertinya dapat digunakan juga sertifikat Tes Potensi Akademik (TPA) dari BAPPENAS. Tes PAPs yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi UGM ini, nantinya juga dipakai untuk keperluan yudisium. Saya berkesempatan mengikuti tes ini dua kali, yakni pada tahun 2014 dan 2017. Rajin ya. Kekhilafan ya

Pengalaman TOEFL PBT di IONs

Trotoar di samping GSP. Penghujung bulan September, ditutup dengan sebuah tes yang saya daftar pada detik-detik terakhir penutupan registrasi. Sehari sebelum tes, tidak sengaja membaca info tentang promo TOEFL PBT, yang diselenggarakan oleh IONs bekerja sama dengan komunitas mahasiswa masukugm.  Tes tersebut ditawarkan dengan harga Rp100.000,00 (dari harga normal Rp150.000,00) dan sertifikat yang langsung jadi pada hari itu juga. Karena saya sedang membutuhkan sejenis TOEFL PBT dalam waktu singkat, saya pun mendaftar hari itu juga untuk kemudian tes pada esok siangnya. Apalagi dengan harga yang lebih miring dibanding biasanya. Beruntung masih ada slot kosong untuk saya. Jumat itu memang sedikit riweuh. Masih harus tutorial di kampus pada pagi hingga waktu dzuhur, dan beberapa perintilan untuk bertemu dosen. Entah mengapa tiba-tiba menjadi sok sibuk dalam sehari, padahal hari-hari sebelumnya gabut.  Oh lyfe . Btw, mengisi tutorial itu semacam, bolos kuliah pada satu semest