Skip to main content

Oh Everglow

Lampion cimit-cimit di BNS. Karena ku tak punya foto kembang api. Nggak bisa juga sih cara ambil foto kembang api.

Bukan, ini bukan tentang lagu Coldplay yang itu.

*Kemudian cari dan baca lirik lagunya*
*Koq liriknya bikin zedih ya*

*Kemudian menyesal*

Saya senang melihat pertunjukan kembang api. Terlebih hanabi. Iya iya, belum pernah lihat langsung. Tapi tahu kan perasaan itu. Eaaaa. Perasaan saat si kembang api pecah menjadi kembang di udara, pecahnya rada-rada slow motion gitu. Eh gimana sih cara mendeskripsikannya. Pokoknya, si pyaarr pyarr-nya itu selalu membuat dada berdesir. Terpujilah wahai engineer kembang api yang membuat pertunjukan spektakuler semacam itu. Tambahan kerlap kerlip yang kayak ketombe yang bersinar itu apalagi, terbaiq. 

*Btw, barusan laptop nggak sengaja terjungkal dari meja, ketendang kaki*

Entah kenapa ya, desiran saat  ngelihat itu selalu diakhiri dengan perasaan sendu mengharu biru, sering-seringnya malah bikin sedih. Melow. Entah karena itu kembang apinya bagus, entah karena nggak bisa nonton langsung, atau karena apa nggak tau. 

Someday, I should go to see this kind of show with my children. Karna pasti rasa senangnya akan terkali dua. Duh ini manusia, bayanginnya kelewat jauh yak, wkwkwk. Kan, biar saya nggak menganga sendirian ngelihat begituan. Kebayangkan kan, sambil mangku anak nonton begituan. Mangku ponakan juga gak papa wes. Tapi tetep pada akhirnya, saya tiba-tiba jadi sedikit sedih malam ini. Drama sekali kamu Nan. Harusnya bersyukur bisa nonton hanabi sebentar, walaupun dari sumber sekunder. Apik tho? Apik tho? Pasti malam ini nggak bisa tidur lagi. Ingat. Sedih nggak akan membawa kamu kemana-mana, katanya.

Jadi apa hubungannya urusan kembang api sama si everglow itu? 


Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes AcEPT UGM

1 Oktober 2016. Setelah pada postingan terdahulu saya mengulas pengalaman saat mengikuti Tes PAPs UGM, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya saat mengikuti AcEPT. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak asing lagi dengan tes ini. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut ya.. Silakan baca juga: Pengalaman Tes PAPs UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta AcEPT AcEPT atau Academic English Proficiency Tes t merupakan tes kemampuan bahasa inggris yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) UGM sebagai salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Saat yudisium pun hasil tes ini nanti diperlukan, emm, walaupun mungkin dengan TOEFL juga bisa. Mungkin. Serupa dengan Tes PAPs, saya juga sudah dua kali mengikuti tes ini. Apakah ini hanya suatu kebetulan sodara-sodara?

Pengalaman Tes PAPs UGM

1 Oktober 2016. Rektorat UGM selepas hujan gerimis. Bagi mahasiswa yang ingin, sedang, atau pernah melanjutkan pendidikan pascasarjananya di UGM mungkin sudah tidak akan asing lagi dengan tes PAPs dan AcEPT. Kali ini, saya ingin berbagi sedikit pengalaman saat saya mengikuti kedua tes tersebut. FYI, di sini tidak akan ditemukan contoh soal maupun tips dan trik untuk lolos pada kedua tes tersebut yaa...  Silakan baca juga: Pengalaman Tes AcEPT UGM Pengalaman Tes Pro-TEFL UNY Pengalaman TOEFL PBT di IONs Yogyakarta Tes PAPs Tes PAPs atau Tes Potensi Akademik Pascasarjana merupakan salah satu syarat untuk pendaftaran kuliah pascasarjana di UGM. Selain dengan PAPs ini, sepertinya dapat digunakan juga sertifikat Tes Potensi Akademik (TPA) dari BAPPENAS. Tes PAPs yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi UGM ini, nantinya juga dipakai untuk keperluan yudisium. Saya berkesempatan mengikuti tes ini dua kali, yakni pada tahun 2014 dan 2017. Rajin ya. Kekhilafan ya

Pengalaman TOEFL PBT di IONs

Trotoar di samping GSP. Penghujung bulan September, ditutup dengan sebuah tes yang saya daftar pada detik-detik terakhir penutupan registrasi. Sehari sebelum tes, tidak sengaja membaca info tentang promo TOEFL PBT, yang diselenggarakan oleh IONs bekerja sama dengan komunitas mahasiswa masukugm.  Tes tersebut ditawarkan dengan harga Rp100.000,00 (dari harga normal Rp150.000,00) dan sertifikat yang langsung jadi pada hari itu juga. Karena saya sedang membutuhkan sejenis TOEFL PBT dalam waktu singkat, saya pun mendaftar hari itu juga untuk kemudian tes pada esok siangnya. Apalagi dengan harga yang lebih miring dibanding biasanya. Beruntung masih ada slot kosong untuk saya. Jumat itu memang sedikit riweuh. Masih harus tutorial di kampus pada pagi hingga waktu dzuhur, dan beberapa perintilan untuk bertemu dosen. Entah mengapa tiba-tiba menjadi sok sibuk dalam sehari, padahal hari-hari sebelumnya gabut.  Oh lyfe . Btw, mengisi tutorial itu semacam, bolos kuliah pada satu semest